Banyaka amalan ayau dzikir Untuk mencegah bencana kebakaran, pencurian, fitnah, dan bencana lainnya, kita memang harus melakukan upaya-upaya nyata dalam mengantisipasi tersebut. Sedangkan berikut ini adalah amalan yang dapat dibaca sebagai permohonan kepada Allah agar kita dipelihara dari semua bencana tersebut.
بِسْمِ اللهِ، مَا شَاءَ اللهُ، لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
مَا شَاءَ اللهُ، كُلُّ نِعْمَةٍ مِنَ اللهِ
مَا شَاءَ اللهُ، الخَيْرُ كُلُّهُ بِيَدِ اللهِ
مَا شَاءَ اللهُ، لَا يَصْرِفُ السُّوْءَ إِلَّا بِاللهِ
Bismlillāh, māsyā Allah, lā quwwata illā billāh
Māsyā Allah, kullu ni‘matin minallāh
Māsyā Allah, al-khayru kulluhū bi yadillāh
Māsyā Allah, lā yashrifus sū’a illā billāh
Artinya, “Dengan nama Allah, mahasuci Allah, tiada kekuatan selain berkat bantuan Allah.
Mahasuci Allah, semua nikmat berasal dari Allah.
Mahasuci Allah, kebaikan sepenuhnya di ‘tangan’ Allah.
Mahasuci Allah, tiada yang memalingkan keburukan selain berkat bantuan Allah,” (Lihat Perukunan Melayu, [Jakarta, Alaydrus: tanpa tahun], halaman 98).
Doa ini dikutip dari Kitab Perukunan Melayu. Semoga doa ini bermanfaat bagi kita semua. Sedangkan berikut ini adalah syair yang memiliki keutamaan serupa dengan doa di atas bila sering dibaca. Syair yang berisi sifat-sifat Nabi Muhammad SAW ini dikutip dari Kitab Maraqil Ubudiyah karya Syekh Nawawi Banten:
لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طٰـهَ مُطْـلَقًا أَبَدًا * وَمَا تَثـَائَبَ أَصْـلاً فِىْ مَدَى الزَّمَنِ
مِنْهُ الدَّوَابُ فَـلَمْ تَهْرَبْ وَمَـا وَقَعَتْ * ذُبَابَةٌ أَبَـدًا فِى جِسْمِـهِ الْحَسَنِ
بِخَلْـفِهِ كَأَمَـامٍ رُؤْيَةٌ ثَـــبَتَتْ * وَلَا يُرٰى أَثْـرُ بَوْلٍ مِـنْهُ فِيْ عَلَنِ
وَقَلْبُهُ لَمْ يَنَـمْ وَالْعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ * وَلَايَرٰى ظِـلَّهُ فِى الشَّمْسِ ذُوْ فَـطِنِ
كَـتْفَاهُ قَدْ عَلَـتَا قَوْمًا إِذَا جَلَسُوْا * عِنْـدَ الْوِلَادَةِ صِـفْ يَا ذَا بِمُخْتَتَنِ
هَذِه الْخَصَائِصَ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ أٰمِنًا * مِنْ شَرِّ نَـارٍ وَسُرَّاقٍ وَمِـنْ مِحَنِ
Artinya, “Thaha (nama lain dari Nabi Muhammad SAW) tidak pernah mimpi bersetubuh mutlak selamanya. Beliau juga tidak pernah menguap sepanjang zaman.
Darinya tiada satupun binatang liar menjauh. Tidak pernah hinggap seekor pun lalat di tubuhnya yang agung.
Di belakangnya seperti di depan ia dapat melihat. Bekas air kencingnya tidak dapat dilihat di tempat nyata.
Batinnya tidak tidur, meski matanya mengantuk. Bayangannya saat ia tersorot matahari tidak dapat dilihat oleh orang pintar.
Dua bahunya selalu tampak di keramaian ketika mereka duduk bersama. Ketika terlahir ia sudah dalam kondisi terkhitan, terangkanlah sifatnya.
Peliharalah semua keistimewaan Rasulullah ini, niscaya kau akan aman dari bencana kebakaran, musibah pencurian, dan pelbagai musibah dan cobaan hidup.” Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)